Beranda » Reinkarnasi Dalai Lama

Reinkarnasi Dalai Lama



alt

Dalai Lama telah dengan tegas mengatakan bahwa hanya dia sendiri, bukan Partai Komunis China (PKC) yang akan menentukan siapa yang akan menjadi reinkarnasi “Buddha Hidup” yang dihormati oleh orang-orang Tibet. Dia menegaskan bahwa PKC tidak memiliki kuasa atas hal-hal spiritual, dan menyebut campur tangan PKC itu “menghina dan memalukan.”


Berbicara pada 24 September di pertemuan dua-tahunan Kepala biksu-biksu Tibet sejak 1963, ia juga mengatakan bahwa ia akan menunggu sampai ia mencapai umur 90 untuk memutuskan apakah ia akan atau tidak reinkarnasi. Dalai Lama sekarang berumur 76 tahun.


Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada 26 September bahwa setiap keputusan tentang tradisi Tibet yang dibuat oleh Dalai Lama sendiri akan melanggar hukum komunis China.

Memperjelas posisi rezim komunis China, juru bicara Hong Lei mengatakan bahwa hanya Beijing yang memiliki wewenang untuk menganugerahkan gelar “Dalai Lama,” kalau tidak itu akan tidak sah di bawah hukum China.


Dalai Lama dan empat pemimpin spiritual Buddhisme Tibet lainnya menggelar konvensi agama di Dharamsala, India untuk mengatasi masalah lahir kembali ini.


Dalai Lama mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Dalai Lama telah berfungsi baik sebagai pemimpin politik dan spiritual Tibet selama 369 tahun sejak 1642. Saya sekarang secara sukarela mengakhiri ini, dengan bangga dan puas bahwa kami dapat mengejar jenis sistem pemerintahan demokratis yang berkembang di tempat lain di dunia.”


"Bahkan, kembali sejauh 1969, saya telah memperjelas bahwa orang-orang yang bersangkutan harus memutuskan apakah reinkarnasi-reinkarnasi Dalai Lama harus terus dilanjutkan di masa depan. Namun, karena ketidak-adanya pedoman yang jelas, masyarakat yang bersangkutan seharusnya mengekspresikan secara kuat harapan bagi para Dalai Lama untuk melanjutkan, ada resiko yang jelas dari kepentingan politik pribadi yang menyalahgunakan sistem reinkarnasi ini untuk memenuhi agenda politik mereka sendiri.


"Oleh karena itu, sementara saya masih bugar secara fisik dan mental, tampaknya penting bagi saya untuk menyusun sebuah pedoman yang jelas untuk mengenali Dalai Lama berikutnya, sehingga tidak ada ruang bagi keraguan dan penipuan.”

“Hari ini, para penguasa otoriter Republik Rakyat China, yang sebagai Negara komunis menolak agama, tapi masih melibatkan diri dalam urusan-urusan agama, telah memberlakukan apa yang disebut sebagai kampanye pendidikan kembali dan menyatakannya sebagai apa yang disebut Orde No. Lima, mengenai pengendalian dan pengakuan reinkarnasi, yang secara paksa mulai berlaku pada 1 September 2007. Ini adalah keterlaluan dan memalukan.”


Para pejabat pemerintahan Tibet di pengasingan telah berkomentar tentang kontroversi ini.

Seorang wakil dari Pemerintah Tibet di pengasingan, Dawa Tsering, memberitahu New Tang Dynasty TV, “Sistem reinkarnasi eksis karena itu konsisten dengan prinsip-prinsip Buddhis, bukan karena mengikuti keinginan kelas penguasa.”


Utusan Khusus Pemerintah Tibet di pengasingan, Kelsang Gyaltsen, percaya bahwa metode untuk mencari reinkarnasi dari Dalai Lama mengikuti ajaran dan kebiasaan Buddhisme Tibet, dan sudah membentuk sebuah sistem yang lengkap. Dia menganggap upaya PKC untuk memutuskan Dalai Lama berikutnya adalah sedang mencoba membengkokkan urusan-urusan keagamaan ke dalam politik.


"Pertama, sebuah keputusan yang berdasarkan kekuasaan politik akan melanggar ajaran dan tradisi Buddhisme Tibet; kedua, keputusan seperti itu tidak akan diterima oleh para pengikutnya. Ini hanya akan memperumit permasalahan, dan tidak akan menguntungkan siapa pun.”


Gyaltsen juga menegaskan bahwa PKC mencoba untuk mengendalikan Dalai Lama dalam rangka untuk mengendalikan Kuil dan daerah Tibet. Namun, ia merasa bahwa pernyataan yang dibuat oleh Dalai Lama saat ini akan menggagalkan rencana PKC.


"Selama pertemuan antara para pemimpin Buddhisme Tibet, Dalai Lama mengatakan bahwa ia akan meninggalkan arah yang jelas untuk menemukan reinkarnasinya. Reinkarnasi Dalai Lama yang ditemukan dengan cara seperti ini akan diterima oleh semua pengikut Buddhisme Tibet.”

Dawa Tsering juga menganggap upaya PKC untuk mengendalikan kelahiran kembali adalah sepenuhnya politik, tetapi masalah kelahiran kembali Lama adalah masalah suci dan serius.

Seorang pakar urusan politik China, Hu Ping, percaya bahwa kelahiran kembali adalah masalah internal Buddhisme Tibet, yang tidak ada hubungannya dengan politik partai atheisme seperti PKC.

Pada tahun 1995, setelah kematian Panchen Lama, PKC menolak anak yang ditunjuk oleh Dalai Lama dan menunjuk orang lain. Anak muda yang diakui oleh Dalai Lama sebagai Panchen Lama ke-11 tidak pernal terlihat lagi sejak tahun 1995.