Beranda » Pompeii: Jejak Korban Letusan Vesuvius

Pompeii: Jejak Korban Letusan Vesuvius



Agustus, tanggal 25, tahun 79. Di Naples, Italia, gunung Vesuvius meledak dahsyat, menghancurkan dan membunuh penduduk seluruh kota Pompeii. Pagi, 25 Agustus, materi pyroclastic yang meluncur dari Vesuvius dengan kecepatan lebih dari 80 km/jam menerjang kota Pompeii. Debu panas, percikan lava,dan gas beracun menyapu rumah-rumah masuk menyusup melalui celah-celah jendela dan pintu dan atap rumah. Semua orang tewas, tetapi tidak dengan cara mendadak. Orang-orang menghirup gas panas, debu panas, dan paru-paru mereka terbakar. Ini seolah-olah orang menghirup api langsung melalui hidung. Orang lalu perlahan-lahan merasa sesak nafas, tenggorokan terasa terbakar,lalu paru-paru berhenti bekerja. Sebelum sore, seluruh kota Pompeii tertutup debu vulkanik setinggi lebih dari lima meter. Selama lebih dari 1,500 tahun kota itu terkubur dan terlupakan. Pompeii ditemukan secara tak sengaja.

Penemuan Pompeii terjadi secara kebetulan pada abad enam belas, saat dilakukan pembangunan kanal irigasi. Pekerja penggalian menemukan bekas sebuah gedung, dan ada pahatan bertuliskan “Pompeii” di gedung itu. Rupanya gedung itu bekas milik orang kaya. Tetapi temuan ini tidak ditindaklanjuti. Baru dua ratus tahun kemudian dilakukan penelitian atas reruntuhan kota. Pada 1860 dilakukan studi oleh arkeolog Giuseppe Fiorelli, atas perintah Raja Emmanuel II. Dia bekerja dengan teliti dan berhasil mengungkap lanskap Pompeii.

Pada 1863 Fiorelli menemukan banyak obyek yang menyerupai tubuh manusia di reruntuhan kota. Setelah dibersihkan dengan cermat, hasilnya luar biasa mengejutkan. Debu-debu vulkanik rupanya telah mengeraskan mayat manusia dan hewan, membentuk semacam cetakan yang menunjukkan saat-saat ajal mereka. Korban-korban itu tampak mati kesakitan karena ekspresi kesakitan tampak jelas di wajah mereka. Dalam salah satu catatan hasil penelitian Harun Yahya, tertulis “Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi kesakitan dan keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.


Vesuvius mulai meletus pada 24 Agustus malam. Menurut catatan saksi mata yang berhasil ditemukan, dari puncak gunung muncul debu pekat, meluncur ke atas dengan perkiraan kecepatan yang setara dengan 600 km/jam. Hampir setiap detik, sekitar 10,000 ton abu vulkanik menyembur ke angkasa. Dalam hitungan menit, awan debu menjulang sampai ketinggian 8 kilometer. Puluhan ribu ton debu panas tersapu dan jatuh ke Pompeii dan samudera. Air laut di pantai Bay bahkan tertutup debu hingga kapal tak bisa berlabuh. Debu bertumpuk-tumpuk di atap-atap rumah, dan pada saat yang sama tanah terus bergetar keras karena ledakan itu. Menjelang pagi tanggal 25 Agustus, terbentuk kolom-kolom material vulkanik dengan ketinggian sampai sekitar 12 kilometer dan jutaan ton debu menyembur ke segala penjuru. Jalanan kota Pompeii tertutup debu setebal hampir satu meter.

Pada pagi harinya serangkaian material pyroclastic muncul dari perut Vesuvius. Puncak gunung runtuh dan material keluar dengan kecepatan 15 kali lebih cepat ketimbang sebelumnya. Kolom-kolom awan debu itu sangat pekat sehingga mulai meluncur ke bawah dengan suhu lebih dari 800 derajat celcius. Celakanya, luncuran itu mengarah ke kota Pompeii dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Pompeii dan warganya punah dalam hitungan menit. lautan di seputar pantai menjadi daratan karena begitu tebalnya debu yang jatuh ke samudera.

Pompeii dan kawasan sekitarnya memang sejak lama dikenal sebagai “sorganya homoseksual.” Sebagian ahli tafsir Islam menyatakan bahwa Pompeii adalah pengulangan dari sejarah Nabi Luth, dimana kota Sodom dijungkirbalikkan dan terkubur, sebagaimana Pompeii juga “dikubur” oleh materi vulkanik Vesuvius.

Tri Wibowo Bs