Beranda » Peradaban Prasejarah

Peradaban Prasejarah



Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan) menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia prasejarah dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga telah mencatat begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab Injil dan Al-Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya yang dihancurkan oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh).
Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.
Penemuan reaktor nuklir di Gabon, harus diakui merupakan keunggulan peradaban prasejarah. Pertanyaannya, siapa yang membangun peraban tinggi itu? Saat ini terdapat dua penafsiran dari para ilmuwan mengenai pertanyaan ini. Pertama adalah peradaban itu merupakan peninggalan makhluk angkasa luar yang melakukan penyelidikan di bumi, dan yang kedua adalah sebelum peradaban manusia masa sekarang, pernah ada keunggulan peradaban prasejarah manusia yang bertaraf tinggi. Salah satu contohnya adalah :

Baterai di Tahun 250 SM





Artefak ini ditemukan di Irak di dekat Baghdad pada tahun 1936, dikatakan sebuah sel listrik 1800-tahun. Ketika diuji oleh ilmuwan, menghasilkan arus hingga satu volt.



Baterai Baghdad diyakini sekitar 2000 tahun (dari periode Parthia, sekitar 250 SM untuk CE 250). Jar itu ditemukan di Khujut Selasa luar Baghdad dan terdiri dari stoples tanah liat dengan sumbat yang terbuat dari aspal. Menempel melalui aspal adalah sebuah batang besi yang dikelilingi oleh silinder tembaga. Ketika diisi dengan cuka - orany larutan elektrolit lain - toples menghasilkan sekitar 1,1 volt.


di sini ada catatan tertulis untuk fungsi yang tepat dari toples, tapi perkiraan terbaik adalah bahwa itu adalah jenis baterai. Para ilmuwan yakin baterai (jika itu adalah fungsi yang benar) digunakan untuk menyepuh dgn listrik barang-barang seperti menempatkan lapisan satu logam (emas) ke permukaan lain (perak), metode masih dipraktekkan di Irak hari ini.



Pada sebidang makam kuno di luar kota Baghdad, ilmuwan menemukan satu set baterai kimia berusia 2.000 tahun, mereka merekaulang baterai kuno dan berhasil memperoleh 0.5 voltmeter, yang bekerja nonstop selama 18 hari. Baterai atau sel listrik pertama yang diakui dunia adalah yang ditemukan pada tahun 1800 M, jarak penemuannya hingga kini tidak sampai 200 tahun.
Hal ini bisa menjadi sedikit bukti bahwa mungkin peradaban prasejarah lebih maju daripada peradaban kita sekarang.