Beranda » Pemburu Harta Karun Rusak Candi Sangkilon

Pemburu Harta Karun Rusak Candi Sangkilon





Keberadaan candi-candi di Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, semakin terancam, selain karena tidak adanya perhatian juga akibat perusakan yang dilakukan pemburu harta karun.

"Misalnya pada Candi Sangkilon, di sebelah selatan candi tersebut terdapat galian liar dengan kedalaman 3 meter, lebar 1 meter, dan panjang 4 meter, yang digali oleh pemburu harta karun pada 2009 silam," kata staf peneliti Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Erond Damanik, di Medan, Sabtu (15/10/2011).

Dari galian yang tampak, katanya, diperkirakan penggalian dilakukan berhari-hari sehingga mampu memindahkan bata yang tersusun rapat tersebut. Batu bata itu disingkirkan dan diletakkan secara tidak teratur di atas bata lainnya sehingga membentuk lubang dan sekaligus menampakkan kontruksi dasar candi.

Hingga saat ini, lubang galian liar tersebut masih menganga. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat setempat diketahui bahwa penggalian tersebut diketahui oleh Juru Pelihara Situs.

Namun, katanya, tidak ada upaya lebih lanjut dari pihak berwajib ataupun instansi berwenang untuk menindaklanjuti perusakan situs yang tertangkap tangan tersebut.

Menurut dia, jika langkah-langkah penyelamatan, seperti restorasi atau pemugaran, tidak dilakukan sesegera mungkin, candi tersebut akan roboh. Apalagi, mengingat bagian dinding candi yang tersisa hanya dua sisi.

Apalagi, memang di bagian dinding tersebut sudah terdapat retakan-retakan parah yang jika tidak segera direstorasi, candi tersebut akan roboh.

Sementara itu, ketika ditanya tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap keselamatan candi tersebut, ia menegaskan bahwa masyarakat setempat memiliki tanggung jawab untuk keselamatan candi tersebut karena mereka berada di lokasi candi.

Namun, secara kelembagaan, lembaga yang paling bertanggung jawab tersebut adalah Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) wilayah Sumut dan Aceh yang berkedudukan di Banda Aceh.