Beranda » Misteri Ujuong Lhok Samatiga

Misteri Ujuong Lhok Samatiga



Ujong Lhok merupakan sebuah ujung pantai yang ada di sebuah desa tepatnya di desa lhok Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.Kenapa Dikatakan misteri karena ditempat ini pernha terjadi beberapa kecelaakaan kapal yang kurang masuk akal atau tidak bisa diterima secara logika manusia.

ditempat ini ada dua bangkai kapal yaitu kapal pada jaman belanda dan satu lagi kapal batubara yang mengalami kecelakaan pada tahun 2011.sebenarnya kalau dipikir pikir namanya kecelakaan kapal laut biasa,namun disini yaitu di kecelakaan kapal dipantai ujong lhok ini menyimpan berbagai misteri mistis yang membuat bulu kuduk berdiri bahkan penulis sendiri sampai saat ini masih teringat akan kisah misteri ini

awal kisah ini terjadi ketika pada jaman penjajahan belanda atau pada jaman Kerajaan Aceh.Kapal ini ditumpangi oleh Putri Bungsu dan malem .para penumpang kapal ini tujuan ke Tapak Tuan untuk pergi ke tempat mertuanya,namun ketika berada area Ujong Lhok ini terjadilah badai besar sehingga menghayutkan membawa kapal tersebut ke arah Ujong Lhok.apa yang menjadi misteri di sini yaitu nakhodanya ketika mengendalikan kapal ini diwaktu terjadi badai adalah melihat atau tampak gadis gadis cantik diarah ujong lhok ini tapi nahkodanya seperti tersihir terhipnotis untuk mengarahkan kemudinya ke arah gadis cantik ini yang memanggil sehingga membuat kapal ini melaju kearah ujong lhok sehingga terjadilah kecelakaan.

padahal di pantai ujong lhok ini merupakan pantai terumbu karang dan karangnya menyatu dengan daratan.sehingga terjadilah kecelakaan kapal diwaktu itu.beberapa orang selamat dari kapal ini namun putri bungsu dan suaminya apakah selamat atau tidak, tidak ada yang bisa memastikannya

didalam kapal tersebut banyak memuat kue kue dan kue kue tersebut berubah jadi sesuatu yang aneh,seperti kue yang dibungkus dengan daun pisang yang isinya sagu berubah menjadi binatang seperti Lintah tapi lebih Gede dan warnanya Hitam,terus kue lainya berubah menjadi lada laut yang rasanya enak dimakan.ada beberapa kue juga menjadi karang dan menjadi berbagai macam binatang dan tumbuhan lain yang kecil dikarang tersebut.

sampai sekarang kapal tersebut masih ada dan menyatu dengan karang dan menyebarkan aroma mistis

ketika terjadi kecelakaan kapal batubara yang terjadi juga beberapa misteri namun kita liat dulu beritanya

Satu unit kapal truk boat (TB) Pasific Three pengangkut 9.000 ton baru bara asal Bengkulu tujuan Banda Aceh yang sedang melintas di perairan Samudera Hindia, Selasa (26/7) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari diterjang badai dan terdampar di perairan Desa Lhok Bubon,

Sejumlah petugas relawan kemanusiaan melakukan evakuasi terhadap 11 ABK Kapal Pasifik Three yang terdampar di kawasan pantai Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat setelah dihantam badai dan angin kencang, Selasa (26/7). SERAMBI/DEDI ISKANDAR
MEULABOH - Satu unit kapal truk boat (TB) Pasific Three pengangkut 9.000 ton baru bara asal Bengkulu tujuan Banda Aceh yang sedang melintas di perairan Samudera Hindia, Selasa (26/7) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari diterjang badai dan terdampar di perairan Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat. Hingga sore kemarin kapal dan panton (pengangkut batu bara) itu masih tersangkut pada karang yang berjarak sekitar 75 meter dari pantai.

Sementara 11 orang anak buah kapal (ABK) berikut kaptennya berhasil diselamatkan oleh Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, dibantu tim SAR Aceh Barat, serta Meulaboh Rescue. Evakuasi ABK berlangsung hingga sekitar pukul 10.00 Wib kemarin.

Ke-11 ABK yang berhasil selamat itu masing-masing Budi Setiawan (kapten kapal), Prasetyo, Samuel Panggalo, Rasding, Budi Irawan, Budi Irwan, Maimun, M Rohim, Safrizal, Ainul Yakin, serta Hasanuddin.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, HT Ahmad Dadek SH kepada Serambi, kemarin pagi saat memimpin langsung proses evakuasi awak kapal menyebutkan, penyebab terdamparnya kapal yang dilengkapi tongkang (ponton) pengangkut 9.000 ton batu bara untuk PT Semen Andalas Indonesia di banda Aceh itu itu akibat dihempas badai yang melanda perairan Meulaboh sejak tengah malam hingga dini hari kemarin.

Akibatnya, kapal yang sedang melaju di peraitan Samudera Hindia itu ikut terkena badai dan terbawa arus hingga akhirnya terdampar di perairan Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

Menurut Dadek, proses evakuasi terhadap sebelas ABK itu dilakukan pihak BPBD, SAR, dan Meulaboh Rescue. Awalnya evakuasi mengalami kendala, karena lokasi terdamparnya kapal tersebut berada di kawasan karang yang berjarak sekitar 75 meter dari bibir pantai.

Namun setelah dilakukan berbagai cara, akhirnya kesebelas awak kapal itu berhasil didaratkan ke tepi pantai dan dilakukan pendataan. Selanjutnya 11 ABK dievakuasi ke Kota Meulaboh untuk diistirahatkan. Sedangkan kapal truk boat Pasific 3 dan panton pengangkut batu bara itu hingga kemarin sore masih terdampar.

Dadek mengatakan, penarikan kapal tersebut tak mampu ditangani tim relawan kemanusiaan karena tergolong berat, serta bukan tugas dan wewenang mereka. Karena tugas pihaknya hanya melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap korban yang selamat pasca musibah itu.

Apalagi tanggungjawab untuk menarik kapal yang tersangkut dan terdampar di karang itu merupakan wewenang pemilik kapal. “Kami bersyukur bisa mengevakuasi awak kapal dengan selamat, dan keberhasilan ini merupakan kerja sama semua pihak khususunya relawan kemanusiaan,” kata Dadek.(edi)

sebelas ABK selamat
* Budi Setiawan (kapten kapal)
* Prasetyo
* Samuel Panggalo
* Rasding
* Budi Irawan
* Budi Irwan
* Maimun
* M Rohim
* Safrizal
* Ainul Yakin
* Hasanuddin

Kepala Kepolisian Resort Aceh Barat AKBP Artanto membantah bahwa di daerahnya telah jatuh sebuah meteor sebagaimana dilaporkan warga setempat pada Senin (5/9) petang. Benda asing yang jatuh ke perairan Lhok Bubon, Samatiga, Aceh Barat, itu menurut Artanto ternyata sebuah alat SOS (emergency) milik kapal atau lebih dikenal dengan sebutan Parachute Flare Signal.

Dari hasil hasil penyelidikan oleh Polres Aceh Barat dan Badan SAR Nasional ditemukan bahwa benda yang jatuh dari langit itu bukanlah meteor sebagaimana yang dilaporkan warga ke Kepolisian Sektor Samatiga.

"Itu bukan meteor, tapi signal SOS milik kapal yang diluncurkan warga setempat," ujar Artanto, Selasa (6/9). Di lapangan, polisi menemukan sebuah pelontar SOS warna jingga (Parachute Flare Signal) tak jauh dari lokasi yang dilaporkan warga.

Hasil keterangan warga Gampong Cot yang melontarkan alat tersebut, Parachute Flare Signal itu diambil dari kapal tunda pengangkut batu bara yang terdampar tak jauh dari lokasi.

"Sama mereka diutak-atik dan meluncurlah cahaya disertai asap ke langit dan akhirnya jatuh ke laut sekitar 500 meter dari bibir pantai," jelas Kapolres.

Warga yang tidak mengetahui, mengira bahwa benda itu adalah meteor, sebab masih mengeluarkan asap saat jatuh ke laut. Warga juga melihat air laut berwarna kemerah-merahan beberapa saat setelah benda itu jatuh kelaut.

Sampai saat ini, polisi sudah memintai keterangan dari saksi. "Dan mereka mengaku telah mengutak-atik."

Sebelumnya, warga di kawasan perairan Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, khawatir usai melihat jatuhnya benda asing ke laut dan warga pun melaporkan ke Mapolsek setempat.

Laporan tersebut disampaikan oleh M Irfan, 38 tahun, yang merupakan Ketua Pemuda Desa Gampong Cot seusai menyaksikan benda asing tersebut bersama rekannya Teungku Dahrun

Kapal Penarik Tongkang Batu Bara Tenggelam

Satu unit tugboat (kapal tunda) penarik tongkang berisi 9.000 ton batu bara asal Bengkulu menuju Banda Aceh yang terdampar Senin lalu di karang laut Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, dilaporkan sudah mulai tenggelam. Sedangkan tongkang (ponton) yang juga ikut terdampar, hingga Minggu (31/7) kemarin belum berhasil ditarik.

Sementara itu, untuk menangani persoalan tersebut, dua orang penyelam khusus sudah didatangkan dari SAR Lhokseumawe guna membantu tim Badan SAR Pos dan SAR Meulaboh Rescue, serta tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten setempat.

“Tugboat sebagian sudah tenggelam,” ujar Koordinator SAR Meulaboh Rescus, Abdurrahman ditanyai Serambi, Minggu kemarin. Ia mengatakan bahwa tim penyelam sudah turun ke lokasi guna memastikan langkah penarikan tugboat tersebut. Selain itu, selama beberapa hari terakhir ini, pihak pemilik boat menunggu pihak asuransi dari Jakarta. “Untuk membantu menanggulangi tugboat dan tongkang terdampar, tim kita membuka Posko di kawasan pinggir laut Lhok Bubon, Samatiga,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, satu unit tugboat serta tongkang bersisi 9.000 ton baru bara asal Bengkulu tujuan Banda Aceh yang sedang melintas di perairan Samudera Hindia, Selasa (26/7) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari diterjang badai dan terdampar di perairan Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat. Sementara 11 orang anak buah kapal (ABK) berikut kaptennya berhasil diselamatkan oleh Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, dibantu tim SAR Aceh Barat, serta Meulaboh Rescue.(riz)

kronologis kejadian
* Selasa (26/7) sekitar pukul 01.00 WIB kapal dan tongkang dihantam badai hingga terdampar di batu karang di Desa Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat.
* Jumat (29/7) kapal diupayakan tarik ke darat oleh tim dari BPBD Aceh Barat, dibantu tim SAR Aceh Barat, serta Meulaboh Rescue, tapi tidak berhasil.
* Minggu (31/7) sebagian kapal mulai tenggelam, sedangkan tongkang tetap berada di laut.

Dari Berita Di Atas Kapal Ini Terdampar dan tenggelam kisah misterinya masih sama yaitu ada badai kencang dan nakhodanya melihar gadis gadis cantik melambai lambai dari arah lhok bubon ini sehingga kemudinya karah pantai ujong lhok ini sehingga terdamparlah kapal tersebut.

penulis tidak berani memotret objek kapal yang sudah lama di situ karena menurut irang sekitar merupakan tempat bersemayam makhluk halus dan mungkin bila dipotret bisa berakibat buruk,ngeri...
sekian dulu
jangan lupa koment ya............

membukamisteri