Beranda » Kisah Haru: HAMKA

Kisah Haru: HAMKA



Siapa tidak mengenal HAMKA? sosok ulama yang juga sastrawan di era orde lama dan orde baru. HAMKA adalah singkatan Haji Malik Karim Amrullah. Dalam buku Apa dan Siapa diterbitkan oleh Tempo tahun 1981. diuraikan bahwa Hamka telah mengarang 113 buky agama, filsafat dan kesusastraan sejak 1925. Karangan jpanjangnya Pandangan Hidup Muslim (1960) dan dari HAti ke Hati (1977), pernah dlarang terbit oleh Ir. Soekarno.

Ia pun pernah diangkap oleh Soekarno. Ia tak ingat lagi khutbahnya Hari Raya di Masjid Agung al-Azhar, ketika ia mengatakan bahwa Islam dalam bahasa besar sebab komunis sudah leluasa, karena diberi kesempatan. Beberapa hari kemudian, Soekarno berpidato, “ada orang yang mengatakan Islam dalam bahaya besar. Ingat: bukan Islam yang dalam bahaya, melainkan orang yang berkata itu sendirilah yang dalam bahaya”. Taklama kemudian, Hamka itangkap, dan ditahan hampir 10 tahun.
Tapi ketika mendengar berita meninggalnya Sorkano, airmatanya menitik. Setelah sembahyang jenazah, ia berkata kepada jenazah Soekarno,”AKu telah doakan engkau dalam sembahyangku supaya Alloh memberi atas dosaku. Aku bergantung kepada janji Alloh bahwa walaupun sampai ke lawang langit timbunan dosa, asal memohon ampun dengan tulus akan diampuni-Nya. Adapun dosamu kepada diriku sendiri, menganiaya aku, menuduhku dengan tuduhan palsu, mengecewakanku dengan anak cucuku sampai kami menderita bertahun-tahun, di hari perpisahan terakhir ini aku jelaskan bahwa engkau telah kuberi maaf”…..
Saya tak kuasa membaca kalimat terakhir ini. Sungguh luar biasa, jiwa seorang ulama besar. meski dianiaya, ditahan dan difitnah namun beliau menshalatkan dan mendoakan proklamator tersebut bahkan dimaafkan segala dosa dan kesalahannya.
Mampukah kita berbuat seperti beliau. Hamka mengajarkan kepada kita agar BALASLAH KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN……dan itu yang diajarkan dalam Islam, sebagaimana Nabi Muhammad Saw mencontohkan!

Kuswari Miharja