Beranda » Kisah Haru: Fatmawati

Kisah Haru: Fatmawati



Kisah ini saya baca pada buku “Apa & Siapa” disusun Majalah Tempo tahun 1981. Sungguh mengharukan sosok Ibu Negara pertama ini!

Fatmawati adalah istri Ir. Soekarno. Fatimah, begitu nama asalnya, adalah wanita kampung. Dahulu berjualan pecal, tatkala masih duduk di kelas II HIS - Muhammadiyah. Ayahnya–Hasan Din–bukan pula orang berada. Namun tergila-gila pada perjuangan. Dan rumah tangga kian melarat, ketika Hasan Din dikeluarkan dari Borsumij, supaya bisa aktif dalam gerakan Muhamadiyah. Dalam usia 12 tahun, Fat sudah bisa diandalkan menungguh kedai beras ayah.

Di Curup, bengkulu, ada sebuah rumah. Ayah, Ibu, paman dan Fat biasa naik delman mengunjungi rumah itu. Di sana tinggal seorang buangan bersama istrinya: Soekarno dan Inggit. Kunjungan itu ternyata menentukan jalan hidup Fat selanjutnya. Soekarno tak bisa melupakan anak dara berkerudung kuning itu, yang diberinya nama Fatmawati……………..
Hidup menjadi indah berbunga bagi Fat, sampai prahara itu tibah 1954. Pada waktu melahirkan Guruh yang berkalung usus. Fatmawati mengalami pendarahan yang sulit dihentikan (mungkin ini firasat akan menggoncangkan jalan hidupnya,— penulis). setelah bayi berusia 2 hari< Soejarno mengnampiri tempat tidur. "Fat, aku minta izinmu:, mohonnya, "aku akan kawin dengan Hartini".
“Boleh saja”, jawab Fat menahan diri. “Tapi Fat minta dikembalikan kepada kedua orang tua. Aku tidak mau dimadu dan tetap antipoligami”. “Tapi aku cinta padamu”, balas suami yang charming itu,” dan juga cinta pada Hartini”. Inilah awal perpisahan.
Fatmawati tampil sebagai istri kepala negara dal;am latar yang jauh dari gemerlapan. “Takpernah aku mengalami mempunyai tempat makan, kamar tamu, kantor, teras. kamar rekreasi dari masa kanak-kanak hingga remaja…”tulisnya dalam memoar.
Fat melakukan berbagai usaha bersama putranya yang sulung, HGuntur, Terakhir bahkan ia dikarunia kepandaian menyembuhkan antara lain dengan memijat. Rumahnya di Jl. Sriwijaya pernah dikontrakan kepada perusahaan asing. Tanah malah dijual untuk menyekolahkan Guruh ke Negeri Belanda….

Saya tak dapat membayangkan bagaimana hancurnya hati Fatmawati menghadapi kenyataan hidup yang pahit…apalagi ketika harus berpisah dengan suami yang sangat disayangi. Andai masih hidup, betapa bangganya Fatmawati melihat anaknya yang perempuan, Megawati ternyata sosok pemimpin yang sangat dicintai rakyatya!