Beranda » (Humor) Sejarah Islam dan Kristen Juga “Cinta” Kekerasan?

(Humor) Sejarah Islam dan Kristen Juga “Cinta” Kekerasan?



Kepercayaan bahwa Islam suka menggunakan kekerasan sangat berurat dan mengakar dalam pandangan Barat, sebuah aksioma kultural dalam memandang wajah Islam yang tentu saja keliru, tidak jujur dan juga timpang.

Mayoritas terbesar di Barat mengangguk keras dengan pendapat ini, apalagi di tambah media arus utama yang banyak melakukan “kampanye” terselubung dalam mencitrakan Islam dan Terorisme secara bersamaan.


Tak ayal jika pelakunya Muslim maka Agama Islam pun terbawa dengan begitu kasarnya, itu berbeda jika pelakunya bukan beragama Islam. Standar ganda yang begitu telanjang yang di perlihatkan media – media yang memang membenci agama (Islam) ini.


Dengan kata lain, selama berabad – abad persepsi inilah orang bisa menyebutkan ketakutan Barat atas sebuah peradaban yang sedang bertahan dan sedang berjalan, baik secara kultural, kepercayaan dan juga militer.


Konsepsi Barat tentang Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan agresi bersenjata ketika Islam pada masa lampau mengancam tanah – tanah Eropa pada jaman penaklukan oleh khilafa - khilafah.


Namun tidak demikian halnya dalam era kolonialisme Eropa, agama ini terpotret dalam sejarah dan hingga kini sebagai agama yang lembut dan mengajarkan kasih. Potret Kristen sebagai agama yang lembut sebenarnya merupakan salah satu taktik misionaris kristen dalam upaya mendapatkan para pengikut baru Kristen di kalangan penduduk Muslim di Afrika dan Asia (dulu).


Klaim ini tentu saja tertolak, bahkan kaum muslim yang berfikiran sederhana sekali pun akan menolaknya. Karena klaim itu tidak lebih seperti orang yang sedang menodongkan senjata (penjajah) sementara ia bersikeras bahwa mereka (kolonialisme) menentang semua bentuk kekerasan dan peperangan.


Dewasa ini sebagian ahli sejarah Barat mempertanyakan pendapat apakah Islam menganjurkan kekerasan? Padahal sejarah Islam/muslim tidak lebih keras dari pada sejarah kekuasaan sebagian besar kebudayaan lainnya[1].



Sementara banyak orang Kristen mungkin tidak akan mengambarkan agama Kristen sebagai agama kekerasan, sungguh sulit untuk berargumen (kebenaran) bahwa sejarah Kristen di Barat lebih damai dari pada sejarah dunia Islam.


Jumlah kekerasan dan kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah – pemerintah dan laskar – laskar Kristen atas nama Tuhan sudah terlalu banyak.


Kekejaman yang sama terjadi pada sejumlah besar orang yang dipaksa masuk kristen (Perang selama kurang lebih 80 tahun di Eropa antara Khatolik-Protestan). Yang akhirnya membelah tanah – tanah Eropa sesuai agama rajanya sesuai dengan perjanjian Augusburg.


Ada masa – masa di mana dalam sejarah ketika kaum muslimin juga bersalah karena melakukan penganiayaan agama, tapi para ahli sejarah Barat[2] telah menunjukkan secara keseluruhan catatan sejarah kaum Muslimin sangat baik dibandingkan dengan catatan sejarah Kristen dalam hal ini.


Setalah wafatnya Muhammad, sejumlah suku Arab memberontak dan secara militer menentang otoritas politik negara saat itu. pemberontakan sebagian besar terjadi bagian barat dengan Syria dan timur Bahrain, pemberontakan ini di dukung oleh Imperium Romawi dan Persia[3].


Ketika Umar melakukan pembebasan terhadap kekuasaan Romawi dan Persia di wilayah – wilayah taklukannya, masyarakat di sana menganggap bangsa Arab datang sebagai pembebas, dan banyak di antara mereka membantu serta berjuang bersama pasukan kaum muslim.[4]



Bahkan Muir yang terkenal membenci Islam mengakui dalam bukunya[5], bahwa “Kebenaran pun muncul pada masa pemerintahan Umar, bahwa ia harus mencabut larangan bergerak maju memasuki wilayah musuh atas pasukannya. Dalam rangka mempertahankan diri, tidak ada cara lain kecuali menaklukan Kisra (Persia) dan sepenuhnya menguasai kerajaannya.


Secara khusus penganiayaan yang di sponsori oleh negara atau pemaksaan kepada nonmuslim untuk masuk Islam amat jarang terjadi di dunia Islam.



Pembebasan, Penaklukan Atau Penjajahan?


Banyak penulis Barat baik dulu mau pun sekarang masih “terjebak” dalam pembagian dua dunia dalam hukum islam klasik. dar al-harb (wilayah perang) dan dar al-Islam (wilayah Islam atau perdamaian), sebagai bukti dari sifat Islam yang pada dasarnya agresif.



Formulasi legal – politik ini memisahkan dunia Islam menjadi dua wilayah yang satu diperintah oleh kaum muslim dan syariat (hukum Islam) dan satu wilayah yang tidak dikontrol oleh hukum Islam yang harus di tundukkan melalui penaklukan.


Teori ini di berbagai kalangan dunia akademisi dan media Barat di pahami sebagai karakter agama yang suka perang dan menganjurkan kekerasan dalam mencapai maksud dan tujuan politiknya, maka tak heran jika Islam disebarkan melalui pedang, lalu bagaimana dengan agama Kristen?.


Argumen ini tentu saja tidak mudah di tolak. Kaum muslim pun bisa memperlihatkan dan mengingatkan kepada Barat bahwa (Gereja) dalam hal ini di masa lampau (Gereja) sering membela kebijakan pemerintah mereka yang agresif dan brutal dengan alasan agama (Perjanjian pembagian wilayah jajahan antara kerajaan katholik Portugis dan Spanyol) terhadap wilayah – wilayah yang di anggap tidak “bertuan” dan juga wilayah dalam penjajahan[6] (cikal bakal kolonialisme).


Akan tetapi mereka (Barat) akan dapat membantah bahwa berbagai kebijaksanaan itu pada dasarnya bukanlah bagian dari ajaran – ajaran Kristen, karena pemimpin – pemimpin gereja dewasa ini tidak mendukungnya. Pertanyaannya bukankah glory, gold dan gospel merupakan semangat yang membawa para kaum Barat untuk melakukan kolonialisme di tanah – tanah yang mereka temukan.



Dalam bukunya The Outline of History, H.G. Wells mengemukakan alasan yang hampir sama, bahwa “… sekiranya pembaca mempunyai angan – angan tentang satu peradaban yang sangat baik, entah Romawi atau Persia, Yunani atau Mesir, yang di tengelamkan oleh air bah ini, lebih baik ia segera membuang ide itu.


Islam menang karena Islam adalah tatanan sosial dan politik terbaik yang diberikan oleh zaman. Islam menang karena dimana pun berada ia membela orang – orang apatis secara politis, dirampok, ditindas, diancam, tidak mendapatkan pendidikan, dan tidak terorganisasi, serta menentang pemerintah – pemerintah yang mementingkan diri sendiri dan tidak sehat, yang tidak memiliki hubungan erat sama sekali dengan rakyatnya. Islam adalah gagasan politik paling luas, paling segar dan paling bersih yang hingga kini telah menunjukkan aktifitas aktualnya di dunia, dan Islam menawarkan hal – hal yang lebih baik dari pada peradaban mana pun lainnya kepada umat manusia.[7]


Dengan kata lain bahwa penaklukan selama masa kekhalifahan pada sifatnya berperang membela diri, karena teladan Nabi Muhammad tidak mendukung penyerangan wilayah yang tidak bermusuhan dengan islam.



Barat modern apakah kehilangan kepercayaan?


Masyarakat Barat kini dihadapkan oleh besarnya arus imigran muslim yang datang ke negerinya dan juga banyaknya mualaf dari mereka (Barat). Hal ini lah yang mendorong interaksi di kedua belah pihak.



Barat diyakini telah kehilangan kepercayaan luar biasa kepada pemerintahnya, nilai – nilai tradisionalnya, nilai – nilai pergaulan sosial, kitab suci, agama, dan kepada Tuhan. Benteng - benteng “atheisme” mengalami “benturan” yang keras di akhir zaman ini.


Kehilangan ini melahirkan kehampaan akan makna dan tujuan hidup dalam melahirkan banyak individu yang akan berkomitmen pada sistem pemikiran apa pun. Dari banyaknya pilihan ideologi dan agama, tampaknya Islam menarik jauh lebih banyak orang ketimbang yang ditunjukkan oleh data statistik.


Ada yang mengatakan bahwa ini disebabkan oleh perhatian media yang berlebihan pada Islam (Kasus 11 September 2011) yang akhirnya memacu dan membangkitkan minat masyarakat barat (Eropa) untuk mengenal Islam melalui sumber – sumber yang benar (salah satu pemicu banyaknya warga Barat masuk Islam).


Ini juga ditambah dengan sejumlah imigran dari masyarakat – masyarakat muslim dan semakin meningkatnya interaksi antara negara – negara Barat dan negara – negara Islam.


Ketika siapa pun yang membuka dan membaca Al Quran ia akan mendapati dirinya berhadapan dengan eksistensi Tuhan, sebab Al Quran menuturkan para malaikat yang bertanya kepada Allah, “ Mengapa Engkau menciptakan mahluk yang akan menumpahkan darah dan menyebarkan kerusakan di Bumi?” Qs 2:30. Lalu apa jawaban Allah berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.


Mereka yang memilih Islam segera menemukan bahwa selama sisa hidup mereka, akan harus mengadapi pertanyaan – pertanyaan secara berulang – ulang. “Bagaimana anda bisa menjadi seorang muslim yang sempurna dan kaffah?



Penutup


Saya bicara tentang sejarah dan tentang agama. Mungkin saya menulisnya dengan benar di sini, mungkin juga tidak. Mungkin ada yang lebih pakar dan paham tentang sejarah dan agama, penyebaran dan peradaban di masa lampau. Tetapi menurutku ada beberapa elemen dalam perjalanan dan pergulatan dalam sejarah yang tidak bisa di tulis dan terekam dengan baik.



Kehidupan di dalamnya dan apa pun yang berjalan di sulit untuk di rekam dan di tulis dengan sangat sempurna. Bahkan ketika saya memulai menulis tentang sejarah Islam dan juga Kristen yang penuh dengan kekerasan ini pun akan sulit untuk mendudukannya secara adil dan memiliki ukuran yang tepat.


Apakah klaim kekerasan itu dibenarkan hanya karena segelintir orang yang melakukan kekerasan, padahal di ujung sana banyak yang melakukan kebaikan dan kemajuan untuk agama dan bangsanya, hanya sayangnya mereka tidak memiliki media yang baik untuk menampilkan wajah damai dan menjadi representatif mayoritas umat agama .. lalu siapakah yang berperan dalam “kekacauan” salah persepsi dalam hal ini? ketika satu sama lain saling klaim tentang agama A atau B melakukan kekerasan?



Sepertinya senja hari ini saya kesambet lagi, kesambet hantu sejarah dalam mimpi tidur siang. Bicara dan menulis yang ngga – ngga hehehe^^ … bicara sejarah, agama, politik, perang, penjajahan … wadoooooooh, ini akibat kebanyakan tidur jadi ngalor ngidul ngga jelas … tolong di jawab ya my fren kalau ada yang ngga setujaaa dengan tulisan di atas … sekarang saatnya meninggalkan lapak … kabuuuuuuuuuuuuuur …. xixixixixi^^



1318209862377555144spongebob-squarepants-and-the-gang … inilah (Humor) sejarah kita xixixixi^^




Ini ada tulisan dari kawan @Kutanggg sudah ijin tentunya dari yang punya lapak … menarik untuk di simak tapi ngga boleh sambil melakukan jima xixixixixixix^^ … http://sejarah.kompasiana.com/2011/10/11/what-the-west-needs-to-know-islam/



Nb : Kalau komentarnya tidak sampai 100 saya tidak akan balas …. sesuai saran seorang teman di kompasiana … xixixiixi^^



—-


Referensi buku :


1.The Jews Of Islam (Princeton, NY.:Princeton University Press, 1904. 3-4) Pendahulu dari Bernand Lewis.


2. Ali, The Relegion of Islam, 416-417; M.A. Rauf, A brief History of Islam (Oxpord University Press, 1964. 19-20)


3. Grebory C. Kozlowski, The Concise History of Islam (Acton, M.A.: Copley Publ.,1991.20-30)



4. W. Muir, The History of The Caliphate, 172.


5. Perjanjian Tordesilas, Spanyol – Portugis. Hans W Weirgert 1957. Principles of political Geography, appleton New Yok hal 254. Atau Prof, H. M. Yamin 1962, Tata Negara Majapahit.


6. H.G. Wells, The Outlines Of History, 613 – 614.










[1] The Jews Of Islam (Princeton, NY.:Princeton University Press, 1904. 3-4) Pendahulu dari Bernand Lewis.

[2] Ibid, 27 – 62.

[3] Ali, The Relegion of Islam, 416-417; M.A. Rauf, A brief History of Islam (Oxpord University Press, 1964. 19-20)

[4] Grebory C. Kozlowski, The Concise History of Islam (Acton, M.A.: Copley Publ.,1991.20-30)

[5] W. Muir, The History of The Caliphate, 172.

[6] Perjanjian Tordesilas, Spanyol – Portugis. Hans W Weirgert 1957. Principles of political Geography, appleton New Yok hal 254. Atau Prof, H. M. Yamin 1962, Tata Negara Majapahit.

[7] H.G. Wells, The Outlines Of History, 613 – 614.

Arif "godate" Rahman Nasution