Beranda » Bu, Kenapa sih Tuhan Kejam Banget Nyuruh Ibrahim Sembelih Anaknya?

Bu, Kenapa sih Tuhan Kejam Banget Nyuruh Ibrahim Sembelih Anaknya?



Itu pertanyaan anak temenku ke ibunya. Ibunya kaget, anaknya kok bisa kritis banget. Terus ibunya bilang,’Itu kan cuma nguji keimanan Ibrahim aja. Apa dia lebih sayang ke anaknya atau lebih mengikuti perintah Tuhan?’

‘Karena dia yakin kepada Allah, seyakin yakinnya, bahwa Allah memerintahkan yang terbaik untuknya, ya dia nurut. Tuhan kan malah mengganti anaknya dengan seekor domba. Jadinya domba yang dikurbanin.’ Ibunya menjawab sekedar yang dia pelajari.

Terus ibunya ngelanjutin, ‘Pada dasarnya, Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Makanya kita selalu mengucapkan kalimat itu setiap hendak memulai sesuatu. Dan setiap surah Alquran juga dimulai dengan kalimah itu.’

Anaknya nanya lagi,’Kalau ibu yang disuruh, apa ibu mau?’ Haa? Gak tau ya nak…ibu kan bukan nabi..’Wadow, ibunya bingung mo jawab apa.

Kalau itu cerita tentang Ibrahim. Tetapi nyambung atau gak nyambung dengan kisah Ibrahim, sesungguhnya di masa lalu, manusia memang suka mengorbankan manusia lain, baik untuk ‘menyenangkan Tuhan’, membuang sial atau bahkan untuk menemani suami atau tuannya di ‘dunia lain’.

Seperti terjadi pada suku Indian, jika terjadi musim kering atau wabah, maka manusia manusia akan dikorbankan. Dan kejamnya mereka, yang dikorbankan adalah suku lain, digiring untuk disembelih. Jantung diambil dan ditunjukkan pada matahari. Ada juga suku lain, yang diambil untuk dikorbankan adalah anak muda yang jago main pedang, bahkan ada juga pengorbanan untuk disembelih perempuan cantik yang masih perawan (sumber: BBC Knowledge).

Begitu juga di Cina, aku pernah lihat BBC Knowledge, dimana Kaisar Kaisar Cina jika meninggal maka akan menuntut para selir bunuh diri untuk menemani Sang Kaisar di ‘alam sana’. Dan jumlah yang meninggal bisa banyak banget, karena selirnya bisa ratusan, dikumpulkan dalam satu ruangan, dan kemudian bunuh diri bersama.

Yang paling banyak ikut meninggal tentu pada zaman Kaisar Qin, Kaisar Cina yang berhasil mempersatukan Cina dan membangun tembok Cina. Ketika wafat, budak budaknya dan orang yang bekerja menggali ‘kerajaan alam kuburnya’ harus dikorbankan ikut mati bersamanya.

Sebenarnya Confucius berusaha keras melarang praktek ini. Aku pernah lihat filmya, gimana Confucius berjuang melindungi seorang budak yang lari, karena dipaksa harus ikut mati bersama tuannya. Tetapi tampaknya praktek ini masih dijalankan hingga abad ke-18, sebelum Cina mulai kedatangan bangsa asing.

Bahkan di Indonesia, pengorbanan istri yang hidup ikut dibakar bersama suami yang telah mati, masih dipraktekkan di Bali ketika awal abad 20. Yang melarang praktek ini adalah pemerintah Belanda, ketika menguasai pemerintahan di Bali (sumber: Pramudya Ananta Toer, Bumi Manusia).

Ya itu adalah masa lalu peradaban manusia. Sekarang peradaban manusia mengedepankan hak hak asasi manusia lain sebagai hal yang paling fundamental untuk dipenuhi. Bangsa bangsa saling belajar satu sama lain. Dipersatukan oleh komunikasi dan informasi yang semakin canggih.

Bahkan, yang namanya pengorbanan hewan, sapi, domba itupun akhirnya emang diwajibkan untuk dibagi bagikan kepada orang yang tidak mampu atau orang yang lagi ditimpa musibah. Sebagai salah satu perwujudan solidaritas dan kasih sayang sesama manusia juga. Apalagi kalau bisa dikirim ke negara lain yang sedang kelaparan. Seperti Somalia. Atau negara yang terkena banjir bandang. Seperti Thailand, Philipina, Pakistan, India. Karena gimanapun, pada dasarnya, manusia itu semuanya emang satu keluarga besar.

Ya sudah deh. Selamat Menjelang Idul Adha.

Ilyani Sudardjat