Beranda » Binatang Bisa Lihat Setan?

Binatang Bisa Lihat Setan?



“Jika kalian mendengar kokok ayam, ” ujar Nabi صلى الله عليه وسلم, “Mohonlah kepada Allah karunia-Nya, karena sesungguhnya ia melihat malaikat. Dan jika kalian mendengar suara keledai, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan, karena sesungguhnya dia melihat setan. ” (HR. Bukhari no. 3127 dan Muslim no. 2729)

Demikian beliau صلى الله عليه وسلم memberikan pelajaran yang berharga kepada kita.

Dari hadits di atas, kita bisa memetik beberapa faidah:

1. Ada sebagian binatang yang bisa melihat malaikat dan setan. di antaranya ayam dan keledai.

2. Dianjurkan untuk berdoa kepada Allah عز وجل, memohon karunia-Nya tatkala mendengar kokok ayam. Sebab, ketika itu ada malaikat.

Memang kenapa kalau ada malaikat? Mungkin itulah perkataan yang akan menyembul dari balik kepala kita.

Berkata ‘Iyadh, “Sebabnya, diharapkan malaikat akan mengamini doa orang yang berdoa dan memohonkan ampun untuknya serta menjadi saksi atas keikhlasannya. ”

3. Siapa yang membantu dalam ketaatan pantas untuk dipuji bukan dicela.

Berkata Al-Hulaimi, “Dari hadits di atas bisa dipetik faedah bahwa segala sesuatu yang bisa diambil padanya kebaikan, tidak pantas untuk dicela dan dihinakan, bahkan seharusnya dimuliakan dan diperlakukan dengan baik. “

Dan dalam hadits di atas, ayam telah membantu agar kita berdoa. Karena itu, tidak boleh kita mencela, memaki dan menghinanya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam kesempatan lain, “Jangan kalian memaki ayam, karena sesungguhnya ia membangunkan untuk shalat. ”(HR. Abu Daud no.5101) Maksud membangunkan shalat di sini adalah shalat malam.

Lantas mengapa sampai keluar larangan itu dari lisan beliau? Adakah sebabnya? Dalam riwayat lain disebutkan bahwa suatu ketika ayam berkokok, tiba-tiba ada seseorang yang melaknatnya, beliau صلى الله عليه وسلم pun langsung menegurnya, “Jangan kalian memaki ayam, karena sesungguhnya ia membangunkan untuk shalat.”

4. Dianjurkan untuk taawudz (memohon perlindungan) kepada Allah عز وجل tatkala mendengar suara keledai. Sebab, ketika itu setan sedang hadir.

Berkata ‘Iyadh, “Faedah dari perintah untuk taawudz adalah karena adanya kekhawatiran akan kejahatan setan dan bisikan jahatnya, makanya (perlu) berlindung kepada Allah untuk menolaknya. ”

5. Seorang mukmin diperintahkan untuk berlindung kepada Allah عز وجل dari setan, bukan memaki dan melaknatnya.

Dalam hadits di atas Nabi صلى الله عليه وسلم tidak memerintahkan kita untuk memaki apalagi melaknat setan tatkala mengetahui kehadirannya, tapi beliau memerintahkan kita untuk berlindung kepada Allah عز وجل darinya. Begitu pula Rabb kita عز وجل tak pernah memerintahkan kita untuk melaknat dan memaki setan, melainkan berlindung dari kejahatannya lah yang Dia perintahkan.

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Araaf: 200)

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. ” (QS. An-Nahl: 98)

Namun, jangan disalah pahami bahwa bila kita berlindung kepada-Nya dari setan, berarti kita ‘harus’ takut kepada setan dan merasa rendah diri di hadapannya. Tidak. Bukan itu seharusnya. Ia makhluk dan kita pun makhluk. Bahkan kita lebih tinggi derajatnya dibandingkan mereka. Coba lihat tulisan sebelum ini.

Cuma, demikianlah sifat seorang mukmin, tidak membusungkan dada, tidak tinggi hati, dan tidak petantang-petenteng seolah-olah mencari musuh.

Selain itu, dengan kita mencela, melaknat dan memaki setan, tetap saja tak membuat setan jadi rendah hati dan menghentikan kejahatannya. Malah, bisa jadi ia makin besar kepala, bangga dan bersorak. Sebab, ia berhasil membuat manusia kesal!

Jakarta, 18 Ramadhan 1432/18 Agustus 2011

Referensi:

1.Fathulbari: 6/353 Maktabah Syamilah

2. Aunul Ma’bud: 14/5 Maktabah Syamilah